Oleh :
Victor Winarto *) Rusmalia *)
I. PENDAHULUAN
Madu adalah salah satu produk primadona
HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi
kesehatan, kecantikan dan lain-lain menyebabkan permintaan pasar
terhadap madu alam dan madu budidaya cukup tinggi.
Dalam situasi seperti ini, budidaya lebah madu Trigona sp menjadi salah satu pilihan. Lebah kecil yang tidak memiliki sengat ini tidak hanya menghasilkan madu, tetapi juga propolis yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Dalam situasi seperti ini, budidaya lebah madu Trigona sp menjadi salah satu pilihan. Lebah kecil yang tidak memiliki sengat ini tidak hanya menghasilkan madu, tetapi juga propolis yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
II. PENGENALAN LEBAH Trigona sp
A. Klasifikasi
Trigona sp adalah salah satu jenis lebah
madu dari famili Meliponini. Adapun taksonomi lebah madu Trigona sp
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Hymenoptera
Klas : Apidae
Ordo : Apinae
Famili : Meliponini
Genus : Trigona
Spesies : Trigona clypearis Friese, 1908
Kingdom : Hymenoptera
Klas : Apidae
Ordo : Apinae
Famili : Meliponini
Genus : Trigona
Spesies : Trigona clypearis Friese, 1908
B. Ciri-ciri Morfologi
Lebah trigona berwarna hitam dan
berukuran kecil, dengan panjang tubuh antara 3-4 mm, serta rentang sayap
8 mm. Lebah pekerja memiliki kepala besar dan rahang panjang. Sedang
lebah ratu berukuran 3-4 kali ukuran lebah pekerja, perut besar mirip
laron, berwarna kecoklatan dan mempunyai sayap pendek. Lebah ini tidak
mempunyai sengat (stingless bee).
Dalam kehidupan dan perkembangannya
lebah sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, meliputi suhu,
kelembaban udara, curah hujan dan ketinggian tempat. Disamping itu
ketersedian pakan sangat menentukan keberhasilan budidaya lebah trigona.
III. TEKNIK BUDIDAYA
A. Pembuatan Stup
Stup lebah Trigona sp sebaiknya
menggunakan kayu yang berserat halus. Hingga saat ini belum ada ukuran
standard dari stup trigona. Di Nusa Tenggara Barat, stup yang digunakan
masyarakat berukuran 20 x 15 X 17 cm. Stup lebah Trigona sp bisa
digantung ataupun disusun pada rak dan diletakkan di tempat teduh/ tidak
terkena matahari langsung.
Struktur stup lebah Trigona sp berbeda dengan stup lebah lainnya. Ruangan dalam stup lebah trigona tidak bersekat-sekat. Namun lebah Trigona sp menempatkan telur, madu, propolis dan beebread secara terpisah.
Struktur stup lebah Trigona sp berbeda dengan stup lebah lainnya. Ruangan dalam stup lebah trigona tidak bersekat-sekat. Namun lebah Trigona sp menempatkan telur, madu, propolis dan beebread secara terpisah.
B. Pemindahan Koloni
Pemindahan koloni dari alam ke dalam
stup atau dari satu stup ke stup lainnya merupakan hal yang paling
penting untuk diperhatikan dan dilakukan secara hati-hati pada malam
hari setelah semua koloni kembali ke sarang atau dinihari ketika koloni
belum mencari pakan.
Secara teknik, pemindahan koloni lebih mudah dengan cara memindahkan ratunya terlebih dahulu, ketika ratunya sudah dipindahkan secara otomatis angota koloni akan mengikuti ratu berpindah tempat. Setelah semua koloni berpindah, stup yang baru didiamkan 1-2 bulan agar koloni dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Setiap koloni terdiri dari ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Lebah ratu merupakan satu-satunya lebah petelur seumur hidup dalam satu koloni. Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berfungsi sempurna/ tidak subur. Lebah pekerja mengeluarkan lilin yang digunakan untuk membangun, membersihkan dan memelihara sarang, menjaga sarang, menyediakan makanan, terdiri dari madu dan tepung sari.
Masa kerja lebah pekerja selama 60 hari, sejak usia 1 minggu lebah pekerja mulai bekerja membersihkan lubang sel bekas huniannya tatkala ia masih menjadi larva. Usia 2 minggu lebah pekerja membuat royal jelly. Usia 3 minggu, membuat sel-sel dalam sarang. Usia 4 minggu mengikuti lebah pekerja dewasa mencari makan di luar sarang. Usia 5 minggu lebah pekerja mencari makan untuk memenuhi kebutuhan hidup koloni.
Stup tersusun atas beberapa bagian. Setiap bagian digunakan untuk menyimpan madu, tepung sari, tempat bertelur dan tempat larva. Di bagian tengah terdapat karangan-karangan bola berisi telur, tempayak, dan kepongpong. Di bagian sudut terdapat bola-bola agak kehitam-hitaman untuk menyimpan madu dan tepung.
Secara teknik, pemindahan koloni lebih mudah dengan cara memindahkan ratunya terlebih dahulu, ketika ratunya sudah dipindahkan secara otomatis angota koloni akan mengikuti ratu berpindah tempat. Setelah semua koloni berpindah, stup yang baru didiamkan 1-2 bulan agar koloni dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Setiap koloni terdiri dari ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Lebah ratu merupakan satu-satunya lebah petelur seumur hidup dalam satu koloni. Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berfungsi sempurna/ tidak subur. Lebah pekerja mengeluarkan lilin yang digunakan untuk membangun, membersihkan dan memelihara sarang, menjaga sarang, menyediakan makanan, terdiri dari madu dan tepung sari.
Masa kerja lebah pekerja selama 60 hari, sejak usia 1 minggu lebah pekerja mulai bekerja membersihkan lubang sel bekas huniannya tatkala ia masih menjadi larva. Usia 2 minggu lebah pekerja membuat royal jelly. Usia 3 minggu, membuat sel-sel dalam sarang. Usia 4 minggu mengikuti lebah pekerja dewasa mencari makan di luar sarang. Usia 5 minggu lebah pekerja mencari makan untuk memenuhi kebutuhan hidup koloni.
Stup tersusun atas beberapa bagian. Setiap bagian digunakan untuk menyimpan madu, tepung sari, tempat bertelur dan tempat larva. Di bagian tengah terdapat karangan-karangan bola berisi telur, tempayak, dan kepongpong. Di bagian sudut terdapat bola-bola agak kehitam-hitaman untuk menyimpan madu dan tepung.
C. Pemeliharaan
Pemeliharaan stup sebaiknya dilakukan
secara rutin dan periodik, meliputi pembersihan dari sarang semut/
laba-laba, pengecekan kondisi stup agar terkena air hujan.
Stup juga harus dihindarkan dari hama pengganggu (cecak, tokek, larva kumbang, tawon kuning, ayam dan lain-lain).
Stup juga harus dihindarkan dari hama pengganggu (cecak, tokek, larva kumbang, tawon kuning, ayam dan lain-lain).
D. Pemanenan
Pemanenan madu maupun propolis dilakukan
1-3 kali setahun tergantung kondisi lingkungan, pakan, besar kecilnya
stup dan kesehatan koloni. Pemanenan umumnya dilakukan dengan cara
tradisional, yaitu menggunakan pisau kikis.
Madu dan propolis yang sudah dipanen diletakan dimangkuk untuk dilakukan penirisan. Penirisan madu dilakukan agar madu tetap steril dengan tidak terlalu banyak kontak dengan tangan.
Madu dan propolis yang sudah dipanen diletakan dimangkuk untuk dilakukan penirisan. Penirisan madu dilakukan agar madu tetap steril dengan tidak terlalu banyak kontak dengan tangan.
IV. PENGELOLAN PASCA PANEN
A. Penurunan Kadar Air
Kualitas madu sangat dipengaruhi oleh
kadar air di dalamnya. Semakin rendah kadar air dalam madu semakin
tinggi kualitas madu yang bersangkutan.
Untuk menurunkan kadar air menggunakan alat dehumi difier.
Kadar air ideal dalam madu berkisar antara 19-22 %.
Untuk menurunkan kadar air menggunakan alat dehumi difier.
Kadar air ideal dalam madu berkisar antara 19-22 %.
B. Pengemasan
Pengemasan madu biasanya mengunakan
botol kaca atau botol plastik. Kemasan sebaiknya diberikan informasi
yang memadai berkaitan petunjuk penggunaan madu, kode produksi, tanggal
kadaluarsa, ijin Industri Rumah Tangga dan lain-lain.
V. PENUTUP
Potensi lebah Trigona sp di alam yang
cukup besar merupakan peluang bagi masyarakat/ kelompok tani untuk
mengembangkan lebah ini.
Melalui materi sederhana ini dan dengan pendampingan Penyuluh Kehutanan di lapangan, semoga kegiatan budidaya lebah madu Trigona sp dapat berjalan sesuai harapan.
Semoga materi ini bermanfaat bagi yang berkepentingan.
Salam rimbawan ...!!!
*) Penyuluh Kehutanan pada Pusat Penyuluhan
Sumber Pustaka :
1. Andi Setiawan, Budidaya Lebah Madu Trigona sp, BP3K Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa
2. Septiantina Dyah R, Budidaya Lebah Madu Trigona sp, Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Mataram
3. http://trigonasfarmer.blogspot.com
Melalui materi sederhana ini dan dengan pendampingan Penyuluh Kehutanan di lapangan, semoga kegiatan budidaya lebah madu Trigona sp dapat berjalan sesuai harapan.
Semoga materi ini bermanfaat bagi yang berkepentingan.
Salam rimbawan ...!!!
*) Penyuluh Kehutanan pada Pusat Penyuluhan
Sumber Pustaka :
1. Andi Setiawan, Budidaya Lebah Madu Trigona sp, BP3K Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa
2. Septiantina Dyah R, Budidaya Lebah Madu Trigona sp, Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Mataram
3. http://trigonasfarmer.blogspot.com
* Sumber artikel http://bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/index.php/umum/66-budidaya-lebah-madu-trigona-sp.html
* Gambar adalah hasil browsing di Google Search
Tidak ada komentar:
Posting Komentar